Mobil dan sepeda motor melalui jalan raya yang ramai di Bangkok, Thailand. Perekonomian negara ini mencatat pertumbuhan yang kuat tahun lalu, sekitar 3,9 persen (Robert Harding/Newscom)
Prospek Ekonomi Thailand dalam Enam Bagan
12 Juni, 2018
Prospek perekonomian Thailand telah membaik. Pertumbuhan diperkirakan sebesar 3,9 persen pada tahun 2017—laju tercepat sejak tahun 2013—namun basis pertumbuhan ini belum cukup luas. Untuk menjamin pertumbuhan yang bermanfaat bagi semua orang, negara ini akan perlu menerapkan reformasi-reformasi kunci untuk meningkatkan permintaan domestik dan mempersiapkan diri terhadap dampak populasi yang menua dengan cepat, menurut IMF dalam penilaian tahunan terbarunya.
Tautan terkait
Enam bagan berikut menunjukkan mengapa IMF menyarankan perlunya reformasi di bidang-bidang ini.
1. Momentum pertumbuhan Thailand diprakirakan akan berlanjut pada tahun 2018 dan 2019. Pertumbuhan yang kuat di bidang pariwisata dan ekspor barang-barang manufaktur, seperti mobil, diprakirakan akan terus mempertahankan momentum ini. Investasi dan konsumsi, yang dalam kondisi lemah, diproyeksikan untuk hanya pulih secara bertahap.
2. Pariwisata adalah pendorong utama pertumbuhan dan bagian besar dari surplus neraca transaksi berjalan, yang mencapai 10,6 persen PDB pada tahun 2017. Lebih dari 34 juta wisatawan mengunjungi Thailand setiap tahunnya, di mana [9] juta berasal dari Tiongkok. Lonjakan di bidang pariwisata merupakan kabar baik bagi perekonomian, tetapi manfaatnya—yang terkonsentrasi di beberapa destinasi wisata tertentu—belum bermanfaat bagi sektor-sektor perekonomian lainnya.
3. Namun, utang rumah tangga di negara ini masih tinggi, yang merupakan salah satu alasan mengapa orang menahan pengeluaran. Sebagian penyebab utang tinggi berasal dari kebijakan masa lalu yang mendorong pertumbuhan kredit, seperti program kredit kepemilikan kendaraan pertama dan ketersediaan kartu kredit yang lebih besar. Program-program ini sekarang telah dihentikan, dan peraturan pemerintah telah memberlakukan batasan pada pinjaman pribadi dan utang kartu kredit. Ketika utang ini mulai lunas, faktor yang memperlambat pengeluaran rumah tangga seharusnya berkurang.
4. Peningkatan investasi pemerintah di Thailand dapat membantu memacu permintaan domestik dan membuat pertumbuhan lebih inklusif. Hal ini sangat penting setelah perlambatan curam dalam investasi swasta yang diamati selama lima tahun terakhir. Stimulus fiskal berbasis infrastruktur dapat menarik investor swasta dan meningkatkan prospek pertumbuhan jangka panjang dengan menambah persediaan modal.
5. Mempromosikan partisipasi dalam angkatan kerja dapat membantu Thailand mengurangi dampak dari angkatan kerja yang menyusut karena populasi yang menua dengan cepat. Meskipun tingkat partisipasi perempuan di Thailand—sebesar 61 persen—relatif tinggi menurut standar internasional, namun masih tertinggal dibandingkan laki-laki (78 persen). Dukungan pemerintah untuk layanan penitipan anak dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Reformasi pensiun, termasuk meningkatkan usia pensiun dan pemberian perlindungan yang memadai, juga akan membantu meningkatkan partisipasi angkatan kerja secara keseluruhan di negara ini.
6. Thailand menyambut revolusi digital seiring transisi menuju perekonomian berbasis jasa. Pemerintah baru-baru ini meluncurkan sistem pembayaran elektronik nasional yang akan membantu meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak. Selain meningkatkan basis manufaktur yang kuat negara ini dalam bidang otomotif dan elektronik, fokus kebijakan juga meluas kepada sumber pertumbuhan baru. Hal ini termasuk industri seperti robotika, kedirgantaraan, dan bioteknologi. Karena otomatisasi terus mengubah masa depan kerja, mendorong inisiatif pendidikan dan pelatihan di negara ini dapat membantu meningkatkan keterampilan bagi pasar kerja global saat ini dan hari esok.
Tinggalkan Komentar Anda
Komentar dimoderasi, dan akan dikirimkan setelah ditinjau.